begitu masuk SMA, kita akan mengenal istilah penjurusan (atau sekarang bisa juga disebut peminatan). lazimnya ada 2 jurusan, IPA atau IPS (atau sekarang di kurikulum 2013 bisa disebut MIA dan IIS). dulu sih, ada jurusan bahasa. tapi mungkin, seiring perkembangan zaman, sedikit yang meminati jurusan bahasa. jadi sekarang, yang ada jurusan IPA dan IPS aja. bukannya jurusan bahasa nggak ada, mungkin di beberapa sekolah ada, tapi jarang banget, nyaris langka.
oke, gue sendiri saat ini udah SMA baru kelas satu si. dan beberapa orang mungkin berpikir tentang "image" dari anak IPA dan IPS. okay well, bisa dibilang jurusan IPA itu isinya anak-anak yang lebih suka menghitung dibanding menghafal. anak-anaknya yang lebih suka ngitung kalor pake rumus-rumus yang sedemikian rupa, daripada ngitung kurva supply-demand atau ngerjain soal di buku besar akuntansi. dan untuk jurusan IPS, isinya anak-anak yang lebih seneng ngafal atau baca buku dibanding ngitung-ngitung badan polar dan konfigurasi. anak-anak yang bisa berkutat dengan sejarah lebih lama daripada fisika atau kimia. tapi, dibalik "image" itu, mereka ternyata nggak selalu begitu.
menurut pengamatan gua selama.... 6 bulan jadi anak SMA, anak IPA nggak melulu soal angka dan rumus-rumus yang menerut mereka harus dipecahkan. kadang mereka juga mau belajar pelajaran IPS, dan sekarang di kurikulum 2013 malah, anak IPA HARUS belajar mata pelajaran IPS di lintas minat. lalu, untuk apa mereka masuk jurusan IPA, kalau harus belajar IPS juga?. dan gue juga menemukan (nggak baru menemukan juga sih) anak IPA yang kuliahnya nanti masuk jurusan IPS. lalu, buat apa mereka 3 tahun berkutat dengan angka-angka dan rumus-rumus aneh?. hal ini udah marak banget terjadi. hasilnya, anak IPA harus mengambil pilihan IPC (Ilmu Pengetahuan Campuran) pada tes masuk universitas. mereka harus mengerjakan soal IPA dan IPS. sebenernya, itu pilihan mereka, mungkin mereka senang dengan ilmu IPS tapi masuk jurusannya IPA. dan anak IPS juga nggak melulu soal sejarah atau hafalan geografi. mereka juga ada itung-itungannya, di ekonomi untuk menghitung harga keseimbanga dan kawan-kawannya, juga di akuntansi. anak IPS ada juga yang seneng ngitung, mungkin nggak ngitung soal ekonomi aja sih. bisa juga, dia masih suka ngitung-ngitung rumus fisika, kimia, atau menghafal bagian-bagian darah di pelajaran biologi.
terkait dengan penjurusan di SMA, sebenarnya kita nggak harus mengacu pada hasil psikotest yang akan menentukan jurusan kita nanti. kita bisa pindah, dari IPA ke IPS atau sebaliknya dengan cara menghubungi pihak yang terkait, dan biasanya harus nyari tukeran. dan biasanya, anak yang ngikutin passionnya begini. contoh, si A dapet hasil psikotest jurusan IPS. tapi, dia lebih seneng ngitung dibanding ngafal. soal itung-itungan doi jago, sambil merem pake jurus kameha-meha juga jadi. doi juga seneng IPA, dan mau kuliah jurusan IPA. jadi, doi pindah dari IPS ke IPA. it's a smart choice, man. ikutin aja passion lu. ikutin passion, cita-cita, dan lu mau kuliah di jurusan apa. itu langkah yang bagus buat nentuin jurusan yang lu mau.
sebenernya, kedua jurusan ini memiliki plus dan minus tersendiri. IPA dan IPS juga punya problem sendiri untuk diselesaikan, tentu dengan cara yang berbeda. IPA dan IPS juga sama-sama capek, capek di bidang mereka tentunya. yang jelas, kedua jurusan ini sama-sama capek fisik dan batin. capek fisik karena ya, otaknya harus mikir baik IPA maupun IPS. capek batin ya, mungkin karena sering dibanding-bandingin. semua orang pasti nggak mau dibanding-bandingin, even with our siblings. ya, sekalipun sama saudara kandung kita. sebagai seorang pelajar, kadang kita suka dibandingin. entah sama temen, orang tua, bahkan guru. yomin, guru. guru juga suka ngebandingin kita. anak IPA dibandingin sama anak IPS, begitu pula sebaliknya. contoh anak IPA dibandingin sama IPS: "nilai kalian itu, lebih jelek dibanding anak IPS". dan ini, contoh anak IPS dibandingin sama anak IPA: "kalian itu, masa nilai IPSnya lebih tinggi anak IPA dibanding kalian". dan mungkin, masih banyak bandingan-bandingan lainnya yang nggak..., atau mungkin belom gue denger. dan biasanya kita suka "gerah" sendiri dengan perkataan seperti itu, maupun dari guru, orang tua, kakak, om, tante, atau siapa pun.
jadi, kesimpulan gue adalah: pilihan jurusan yang tepat, dan masa depan lo bisa cerah. masa depan lo bisa ditentukan sejak memilih jurusan di SMA. salah pilih jurusan, bisa aja fatal akibatnya. makanya, pikirin dulu jurusan yang mau lo ambil, dan pikirin juga jurusan kuliah yang mau lo ambil. inget, semua itu nggak lepas dari kapasitas otak lo sebagai seorang pelajar yang memiliki jurusan dan cita-cita yang diinginkan. kalo otak lo nggak kuat di jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, pilih IPS. dan kalo otak lo nggak kuat di Ilmu Pengetahuan Sosial, pilih jurusan IPA. pinter-pinter pilih jurusan, pertimbangin cita-cita dan jurusan kuliah lo. jadi, pada akhirnya, pinter-pinterlah pilih jurusan.
No comments:
Post a Comment